Jumat, 28 November 2008

Summarry kilang ethanol seho/aren



PROJECT PROSPECTUS
Nama Proyek : Produksi Bioetanol 3000 Liter Per Hari Pohon Seho/Aren
(Arenga pinata Merr).
Sektor : Kehutanan/Perkebunan
Lokasi : Kecamatan Motoling, Minahasa Selatan

Lembaga Fasilitator : Komisi Aren Nasional/Lembaga Swadaya
Pemberdayaa Masyarakat (LSPM-Minaesa)
PT.Energi Foresty International
Latar Belakang :
Pemerintah akan mengembang kan penanaman pohon aren sebagai program nasional. Pohon aren selain menghasilkan gula juga dapat menghasilkan bahan ethanol pengganti bensin. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah setuju pengembangan pohon aren ini sebagai program nasional. Demikian dikatakan Menko Kesra Aburizal Bakrie, Kamis (12/10/06) siang, usai diterima Presiden SBY
“Pohon aren ini, akan menjadi produk kelima penghasil bioenergi, setelah pohon jarak, sawit, tebu, dan singkong, dan akan dikembangkan tahun depan di seluruh Indonesia, diharapkan dapat mempekerjakan sekitar tiga ratus ribu orang, dengan anggaran yang disiapkan pemerintah sebesar 60 miliar dari APBN,” ujarnya.
. “Di Indonesia ada tujuh daerah yang akan menjadi pilot project, masing-masing Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Sulawesi Tenggara,”kata Aburizal
Beberapa tahun belakangan ini harga BBM dunia terus mengalami peningkatan hingga mencapai kisaran lima puluhan hingga enam puluhan dolar per barel. Gambaran ini menunjukan bahwa sumber-sumber minyak yang adadi berbagai negara sebagian besar telah mengalami penurunan volume produksi karena cadangan1` minyak yang semakin menipis. Dalam menghadapi situasi tersebut negara negara yang tidak memiliki sumber sumber minyak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya. Guna menghemat pemakaian BBM beberapa negara telah mencari sumber-sumber energi alternative, dan beberapa yang telah dipakai adalah energi matahari, angin, air, arus laut dan ombak.
Kontinuitas penggunaan bahan bakar fosil (fossil fuel) memunculkan - paling sedikit dua ancaman serius: (1) faktor ekonomi, berupa jaminan ketersediaan bahan bakar fosil untuk beberapa dekade mendatang, masalah suplai, harga, dan fluktuasinya (2) polusi akibat emisi pembakaran bahan bakar fosil ke lingkungan. Polusi yang ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar fosil memiliki dampak langsung maupun tidak langsung kepada derajad kesehatan manusia. Polusi langsung bisa berupa gas-gas berbahaya, seperti CO, NOx, dan UHC (unburn hydrocarbon), juga unsur metalik seperti timbal (Pb). Sedangkan polusi tidak langsung mayoritas berupa ledakan jumlah molekul CO2 yang berdampak pada pemanasan global (Global Warming Potential). Kesadaran terhadap ancaman serius tersebut telah mengintensifkan berbagai riset yang bertujuan menghasilkan sumber-sumber energi (energy resources) ataupun pembawa energi (energy carrier) yang lebih terjamin keberlanjutannya (sustainable) dan lebih ramah lingkungan.
Untuk energi bioetanol dan biodisel belum banyak negara yang memakai, dan untuk beberapa negara berkembang masih dalam tahap wacana. Energi bioetanol dan biodisel dibeberapa Negara maju telah dipakai dengan campuran sebesar 10 – 20 %. Khusus bahan bakar bensin Negara-negara tersebut tidak lagi menggunakan Pb (Timbal) dan aditif lainnya (Mangan, Besi, Metil Tertiary Ether) untuk menaikan oktannya tetapi mereka menggunakan ethanol dengan kandungan alkohol 96 – 99 %. Penggunaan etanol tidak menghasilkan emisi, sedangkan bahan aditif tersebut menghasilkan emisi yang dapat mengganggu kesehatan. Pb dapat menyebabkan anemia dan penurunantingkat kecerdasanterutama pada anak, Mangan bila terkontaminasi pada otak dapat menyebabkan Parkinson, Besi dapat menyebakan hipertensi dan penyakit jantung, sedangkan Metil Tertiary Butyl dapat menyebabkan kanker.
Salah satu perusahaan otomotif yang bereaksi cepat terhadap penggunaan ethanol adalah Volkwagen AG. Volkswagen merupakan perusahaan otomotif pertama di Brazil dan satu-satunya di dunia yang telah menggunakan mobil teknologi mesin terbaru berbahan bakar bensin ethanol. Mesin yang bisa memproses bahan bakar ini disebut flex-fuel.

Dalam bulan April 2005, di Paris Airshow, Industria Aeronautica, sebuah perusahan Brasil, memperkenalkan sebuah pesawat terbang kecil EMB 202, yang merupakan pesawat terbang pertama di dunia yang digerakan dengan alkohol sebagai bahan bakar. Pada saat ini, lebih dari 300 pesawat terbang kecil di Brasil telah memakai ethanol sebagai bahan bakar yang dibuat dari tebu sebagai bahan baku biomassa.
Saat ini di Sulawesi Utara khususnya Minahasaraya dan Bolaang Mongondo tersedia lebih kurang 2 juta pohon seho, apabilah yang sudah dikelolah oleh masyarakat menjadi gula merah dan captikus (minuman beralkoho) setengah bagiannya 1 juta pohon, maka masih ada potensi 1 juta pohon lagi, yang dapat kita intensifkan 1/3 dari jumlah keseluruhan lebih kurang 650.000 pohon, dengan potensi 1,5 s/d 4 liter ethanol per pohon per hari, maka akan memungkankan untuk target produksi 3000 liter etanol per hari.
Pengolahan pohon seho yang sudah tumbu tersebut diatas sudah dapat merangsang masyarakat untuk secara spontanitas melakukan penanaman besar-besaran, namun untuk lebih mengintensifkan perlu diadakan Perkebunan inti penanaman pohon seho sekaligus sebagai sentra pembibitan, dalam rangka pencapaian 100 juta pohon aren untuk memproduksi 1 juta barel (153 juta liter) etanol per hari.
Tujuan Proyek:
•Memanfaatkan potensi sumber daya perkebunan/hutan pohon seho untuk menhasilkan bioetanol baik bagi bahan bakar mobil gasohol 10 (pencampuran etanol pada premium dengan perbandingan 9:1 (10%).
•Membuat lapangan kerja bagi masyarakat.
•Pengefektivan lahan-lahan tidur, peningkatan mutu resapan air tanah dan kwalitas hutan.
•Menciptakan sumber PAD baru guna memperkuat othonomi daerah.
Out Come Proyek
•Adanya pemanfaat Pohon seho untuk produksi bioetanol
•Adanya masyarakat setempat yang bekerja dalam memproduksi bioetanol dengan menggunakan bahan baku nira pohon seho serta dalam penanaman baik pada perkebunan inti maupun penanaman secara spontanitas di kebun sendiri.
•Adanya pemanfaatan bioetanoluntuk bahan bakar mobil, baik dalam bentuk gasohol 10, maupun penggunaan 100% dalam bentuk flex-fuel.
Dampak Proyek:
•Adanya pengalihan produksi Captikus oleh masyarakat ke produksi bioetanol.
•Tidak adanya atau berkurangnya gangguan keamanandari masyarakat peminum captikus.
•Adanya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan dan dan derajat kesehatan masyarakat.
•Adanya peningkatan kwalitas dan kwantitas air tanah serta perbaikan hutan/perkebunan didaerah perkebunan untuk pelestarian alam. Pada umur 3 tahun sudah memberi dampak pada resapan air tanah melampaui pohon manapun, karena setiap 1 pohon Aren dapat meresapkan air sampai 200 liter sekali hujan
Adanya peningkatan PAD
Skop Proyek
Proyek terdiri dari 3 fase, yaitu fase (1) pengurusan perizinan, (2) persiapan masyarakat petani sebagai pekerja (sosialisasi dan peningkatan kapasitas), (3) pembangunan sarana dan prasarana pengolahan dan produksi.
Kelayakan proyek
•Pembuatan bioetanol: layak dengan harga jual Rp 5000,- untuk kebutuhan industri saat ini dengan harga diatas Rp 10.000 s/d Rp 15.000,-
•Ongkos Produksi per liter ethanol = Rp 2000,- per liter
•Total produksi per tahun = 1.080.000,- liter per tahun
(terlampir disampaikan dalam window exel sheet 1 … Estimasi Biaya, sheet 2 … cash flow, serta gambar kilang ethanol)
Estimasi Biaya:
•Biaya Investassi Instalasi Kilang Ethanol 1 liter perhari adalah antara Rp 1.000.000,-, skala produksi 3000 liter/hari :
Rp 3.000.000.000,- (tiga milyar Rupiah)
•Modal Kerja : Rp 500.000.000,-(lima ratus juta rupiah)
Total : Rp 3.500.000.000,- (Tiga milyar lima ratus juta rupiah)
Jakarta, November 28, 2006
Franky HT Maramis